Buscar

Jumat, 24 Agustus 2012

Bagaimana Menjual Racun Mematikan Yang Tidak Enak Rasanya & Membuat Orang Kecanduan Racun Tersebut ?

Adtalk, Jurus Marketing-Iklan. Kali ini kita akan membicarakan materi pemasaran dalam buku marketing revolusionernya pak Tung Desem Waringin. Dalam satu bab nya ada materi yag membuat saya tertarik untuk mereview  tentang bab Menggunakan ilmu mengingatkan tentang “Bagaimana Menjual Racun Mematikan yang Tidak enak rasanya & membuat orang kecanduan membeli racun tersebut”, yang di bicarakan ini adalah bukan racun tikus atau racun hama lainnya melainkan kadungan racun dalam produk tersebut.


Produk ini rasanya tidak enak, merusak kesehatan, menghabiskan uang, membuat mulut bau, baju dan celana berlubang, bahkan paru-paru pun ikut berlubang, dicurigai merusak janin, menimbulkan impotensi, membuat sakit jantung, kanker. Nah lho... serem juga ya tapi kita bisa lihat sendiri di sekeliling kita berapa banyak penggemar produk ini? Duh...duh kok ada ya yang mau membeli... J Adalah hukum pavlov yang di pakai untuk menawarkan produk tersebut hingga tampak bisa menutupi dan menonjolka sisi lain dalam menawarkannya. Mari kita simak ulasannya.

Jika kita perhatikan iklan rokok, tidak ada satupun iklan tersebut yang menampilkan pemeran iklannya menghisap rokok dalam tiap adegannya. Namun yang mereka tampilkan adalah semisal iklan rokok yang menampilkan sosok koboi yang keren, jantan kemudian ketika perasaaan penonton mulai keluar keren, gagah, jantan keluarlah musik dan suara yang khas, gambar dan tagline rokok tersebut. Dan ini di ulang terus menerus sambil timbul ‘cantolan’ kebiasaan dimana ketika ingat rokok tersebut keluarlah perasaan keren, gagah, jantan dan didukung hukum ikut-ikutan orang takut tidak di terima di kelompoknya. Demikian juga dengan iklan yang menunjukan keakraban dalam sebuah gank denga cerita yang simple, konkret, shocking, emosionil, menunjukan saling membantu antar teman, bisa dipercaya. Ketika perasaan tersebut sudah keluar kemudian keluarlah musik, suara yang khas da tagline rokok tersebut. Lagi-lagi setelah di ulang-ulang maka timbullah ‘cantolan’ kebiasaan ketika melihat iklan rokok tersebut, ingat satu perasaan keakraban dan saling membantu.

Materi iklan dalam produk tersebut yang mereka jual sebenarnya adalah ‘rasa’ atau perasaan dimana jika membeli produk itu akan timbul satu sensasi seperti yang di sampaikan dalam iklan. Hal ini memanfaatkan kelemahan ‘alam bawah’ bawah sadar manusia dimana sistem yang bertugas mengkritisi pada otak dapat tertembus oleh satu perasaan yang di ‘iyakan’ otak secara normal dan kemudian di ‘cantolkan’ bahwa sensasi seperti itu dapat timbul jika membeli produk atau jika mengingat produk iklan tersebut timbul perasaan yang di tonjolkan.

0 komentar:

Tunjukan apresiasi dengan berkomentar

 
AD TALK | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger