Produk ini rasanya tidak enak, merusak kesehatan, menghabiskan uang, membuat mulut bau, baju dan celana berlubang, bahkan paru-paru pun ikut berlubang, dicurigai merusak janin, menimbulkan impotensi, membuat sakit jantung, kanker. Nah lho... serem juga ya tapi kita bisa lihat sendiri di sekeliling kita berapa banyak penggemar produk ini? Duh...duh kok ada ya yang mau membeli... J Adalah hukum pavlov yang di pakai untuk menawarkan produk tersebut hingga tampak bisa menutupi dan menonjolka sisi lain dalam menawarkannya. Mari kita simak ulasannya.
Jika kita perhatikan iklan rokok,
tidak ada satupun iklan tersebut yang menampilkan pemeran iklannya menghisap
rokok dalam tiap adegannya. Namun yang mereka tampilkan adalah semisal iklan
rokok yang menampilkan sosok koboi yang keren, jantan kemudian ketika perasaaan
penonton mulai keluar keren, gagah, jantan keluarlah musik dan suara yang khas,
gambar dan tagline rokok tersebut. Dan ini di ulang terus menerus sambil timbul
‘cantolan’ kebiasaan dimana ketika ingat rokok tersebut keluarlah perasaan
keren, gagah, jantan dan didukung hukum ikut-ikutan orang takut tidak di terima
di kelompoknya. Demikian juga dengan iklan yang menunjukan keakraban dalam
sebuah gank denga cerita yang simple, konkret, shocking, emosionil, menunjukan
saling membantu antar teman, bisa dipercaya. Ketika perasaan tersebut sudah
keluar kemudian keluarlah musik, suara yang khas da tagline rokok tersebut.
Lagi-lagi setelah di ulang-ulang maka timbullah ‘cantolan’ kebiasaan ketika
melihat iklan rokok tersebut, ingat satu perasaan keakraban dan saling
membantu.
Materi iklan dalam produk tersebut
yang mereka jual sebenarnya adalah ‘rasa’ atau perasaan dimana jika membeli
produk itu akan timbul satu sensasi seperti yang di sampaikan dalam iklan. Hal ini
memanfaatkan kelemahan ‘alam bawah’ bawah sadar manusia dimana sistem yang
bertugas mengkritisi pada otak dapat tertembus oleh satu perasaan yang di ‘iyakan’
otak secara normal dan kemudian di ‘cantolkan’ bahwa sensasi seperti itu dapat
timbul jika membeli produk atau jika mengingat produk iklan tersebut timbul
perasaan yang di tonjolkan.
0 komentar:
Tunjukan apresiasi dengan berkomentar